Seteleh kita mengetahui jaringan dari dari ancaman hingga pada keamanan kita akan mencoba mengetahui dan mempelajari frame relay sebelum kita belajar lebih dalam kita harus terlebih dahulu mengetahui apa itu frame relay, hampir sama dengan pengertian yang sudah ada bahwa Frame Relay adalah protokol packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat telekomonikasi pada satu wide area network Protokol Frame Relay menggunakan struktur Frame yang menyerupai LAPD perbedaannya adalah Frame Header pada LAPD digantikan oleh field header sebesar 2 bita pada Frame Relay.
Setelah kita mengetahui arti dan pengertian frame relay kita dapat melihat ternyata frame relay itu sendiri mempunyai keuntungan Frame Relay menawarkan alternatif bagi teknologi Sirkuit Sewa lain seperti jaringan X.25 dan sirkuit Sewa biasa. Kunci positif teknologi ini adalah Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi dan yang kedua Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error.
Tidak hanya itu saja frame relay pun mempunyai format ,Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian seperti flags ,address, data, frame check squance.
Mari kita bahas satu per satu, pertama
•Flag
Flag disini format untuk Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing
•Address
pada address format ini diperuntukan untuk Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik. Selain itu Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan lalu C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response) dan FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
•data
sedangan dat ialah format yang Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 oktet.
*Frame Check Sequence
Frame Check Sequence disisni Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima.
Setelah kita pelajari frame relay kita berharap dapat mengetahui lebih jelas tentang frame relay sekarang kitamasuk pada bahasan selanjutnya yaitu multyplexing Multiplexing adalah teknik menggabungkan beberapa sinyal secara bersamaan pada suatu saluran transmisi. Di sisi penerima, pemisahan gabungan sinyal tersebut sesuai dengan tujuan masing-masing disebut Demultiplexing. Dalam multiplexing, perangkat yang memalukan multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver/Mux. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.dan ternyata multiplexing tersebut mempunyai jenis, kita akan bahas jenis itu satu persatu.
1.Frequency Division Multiplexing (FDM)
Frequency division multiplexing (FDM) means that the total bandwidth available to the system is divided into a series of nonoverlapping frequency sub-bands that are then assigned to each communicating source and user pair. Frequency division multiplexing (FDM) berarti total bandwidth yang tersedia untuk sistem dibagi menjadi serangkaian nonoverlapping sub-band frekuensi yang kemudian ditetapkan untuk masing-masing sumber dan pengguna berkomunikasi pasangan. Figures 7-7a and 7-7b show how this division is accomplished for a case of three sources at one end of a system that are communicating with three separate users at the other end. Angka 7-7a dan 7-7b menunjukkan bagaimana divisi ini dapat dilakukan untuk kasus tiga sumber di salah satu ujung sebuah sistem yang berkomunikasi dengan tiga pengguna terpisah di ujung lain. Note that each transmitter modulates its source's information into a signal that lies in a different frequency sub-band (Transmitter 1 generates a signal in the frequency sub-band between 92.0 MHz and 92.2 MHz, Transmitter 2 generates a signal in the sub-band between 92.2 MHz and 92.4 MHz, and Transmitter 3 generates a signal in the sub-band between 92.4 MHz and 92.6 MHz). Perhatikan bahwa setiap pemancar memodulasi sumber informasi menjadi sinyal yang terletak pada frekuensi yang berbeda sub-band (Transmitter 1 menghasilkan sinyal dalam sub-band frekuensi antara 92,0 MHz dan 92,2 MHz, 2 Transmitter menghasilkan sinyal pada sub-band antara 92,2 MHz dan 92,4 MHz, dan Transmitter 3 menghasilkan sinyal pada sub-band antara 92,4 MHz dan 92,6 MHz). The signals are then transmitted across a common channel. Sinyal yang kemudian ditransmisikan melintasi saluran umum.
[+] Enlarge Image [+] Perbesar Gambar
Figure 7-7a —A system using frequency division multiplexing. Gambar 7-7a-Sebuah sistem yang menggunakan frekuensi division multiplexing.
Figure 7-7b —Spectral occupancy of signals in an FDM system. Gambar 7-7b-spektral sinyal hunian dalam sebuah sistem FDM.
2.Statistical Time Division Multiplexing (STDM)
STDM adalah lanjutan versi dari TDM di mana alamat terminal kedua - duanya dan data dirinya dipancarkan bersama sama untuk menghasilkan sebuah jalur yang lebih baik. Penggunaan STDM membolehkan luas bidang bandwith untuk dipisah menjadi 1 baris. Banyak perguruan tinggi dan kampus menggunakan TDM jenis ini untuk secara mendistribusikan luas bidang bandwith nya. Jika ada satu 10MBityang masuk ke dalam sebuah bangunan, STDM dapat digunakan untuk menyediakan 178 terminal dengan 56k koneksi (178 * 56k= 9.96Mb). Suatu penggunaanyang lebih umum bagaimanapun adalah hanya mewariskan luas bidang (bandwith) ketika itu banyak diperlukan.
3.Time-Division Multiplexing (TDM)
adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana teradapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekwensi yang diberikan yaitu, bit arus, atau dengan menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. Dalam beberapa TDM sistem, detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan seperti saluran suara pada sistem T1. Pada sistem yang lainnya saluran-saluran yang berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time slot). Apakah yang menjadi ciri dari TDM yang tidak beraturan (kasar), adalah belum ditempatkannya time slot pada saluran-saluran ( channels ) yang telah ditentukan.
Setelah itu kita masuk pada pembahasan X.25. X25 adalah sebuah protokol standar ITU-T untuk koneksi wide area network pada jaringan packet switdhed. Saat ini, X.25 banyak digunakan dalam proses transaksi kartu kredit dan mesin ATM.
Merupakan standar utama untuk jaringan data publik dan telekomunikasi internasional yang disediakan oleh Perusahaan Telekomunikasi dan dijalankan dengan kecepatan hingga 56/64 Kbps. X.25 sejauh ini merupakan standar terbaik untuk WAN. Standar terbaru, khususnya frame relay, mengembangkan X.25 untuk mengambil manfaat dari pengembangan yang luar biasa dalam segi kecepatan dan keandalan transmisi. X.25 dikeluarkan pada tahun 1970an.